covid selain memberi kerugian juga memberikan keuntungan, khususnya untuk saham vaksin yang raup potensi besar di 2022 ini
Saham vaksin memang cukup menjadi banyak perhatian dikarenakan saham ini muncul saat terjadi pandemi. Sejumlah saham di sektor kesehatan saat ini dinilai lebih menarik. Saham emiten farmasi juga terus menguat di awal perdagangannya yaitu hari ini. Di tengah kasus Covid-19 yang kembali naik saat ini, bahkan diklaim terjadi mutasi dari virus ini. Seperti jenis virus Covid-19 Omicron yang meskipun angka kejadiannya rendah namun tidak bisa diacuhkan begitu saja. Gerakan untuk vaksin di Indonesia juga semakin gencar disosialisasikan ke pada seluruh masyarakat Indonesia.
Apa Pentingnya Vaksin Bagi Masyarakat Indonesia ?
Vaksin saat ini memang memegang peranan yang cukup penting pasalnya. Pemberian vaksin bisa mengurangi gejala berat yang diterima ketika terserang virus ini. Vaksin dianggap sebagai salah satu cara yang paling tepat dalam mengurangi dan memutuskan rantai penularan Covid-19 di Indonesia. Vaksin menjadi salah satu produk biologi yang terdiri atas mikroorganisme atau zat yang telah dinonaktifkan.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan suntik vaksin Covid-19 secara menyeluruh untuk masyarakat Indonesia. Dari tahun 2020, pemerintah telah mendistribusikan vaksin ke seluruh wilayah Indonesia. Pemberian vaksin ini menjadi salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19 lebih luas lagi.
Vaksin sangat berperan penting terhadap kekebalan fisik. Sehingga harapannya tidak memiliki gejala yang parah apabila tertular untuk kedua kalinya. Diharapkan jika cakupan vaksinasi telah tinggi dan merata. Maka akan membentuk suatu kekebalan kelompok yaitu herd immunity. Sehingga diharapkan lama kelamaan virus Covid-19 ini bisa menjadi virus flu biasa.
Eksistensi Saham Vaksin Moderna, Pfizer, dan Kimia Farma
1. Saham Vaksin Moderna
Moderna merupakan salah satu perusahaan farmasi yang berada di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Sejak tahun 2010, moderna terbentuk untuk mengkomersialkan suatu riset dari ilmuwan sel. Perusahaan ini menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA Duta. Sejak adanya pandemi Covid-19, produk komersial dari perusahaan ini saat ini yang paling terkenal adalah vaksin Covid-19. Moderna mengembangkan vaksin terapeutik mRNA yang telah terlapisi dengan nanopartikel lipid.
Pada akhir tahun 2021, saham farmasi ini berhasil mengalami penutupan di zona hijau. Setelah sebelumnya pernah sempat turun ke zona merah di awal perdagangan. Kenaikan yang terjadi pada saham moderna karena muncul kembali varian Covid-19 yaitu Omicron yang membuat para inverstor sedikit khawatir. Meskipun adanya moderna ini cenderung memperburuk ekonomi terutama harga saham. Namun khusus untuk sektor kesehatan, cenderung mengalami kenaikan harga saham emiten yang malah diuntungkan.
Indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) ternyata berhasil menguat di angka 0,25% saat ini. Ada dua saham BUMN KAEF dan INAF yang juga sama sama naik 6,61% dan 2,80%. Seiring dengan kabar Covid-19 yang baru-baru ini naik, terjadi aksi juah besar-besaran terhadap bursa global. Namun ada kabar terbaru dari CEO Moderna yaitu Stephane Bancel yang mengatakan bahwa beredarnya vaksin saat ini kurang efektif untuk memerangi Covid-19 jalur Omicron.
2. Saham Vaksin Pfizer
Pfizer adalah salah satu perusahaan farmasi dari Amerika. Perusahaan Pfizer ini menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia yang bahkan menempati peringkat ke-57 daftar Fortune 500. Memiliki kantor pusat di New York City. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi obat dan vaksin untuk berbagai macam bidang kesehatan dan medis.
Pfizer menjadi salah satu perusahaan komponen dari Dow Jones Industrial Average dari tahun 2004 hingga 2020. Di Indonesia, Pfizer berdiri sebagai perusahaan multinasional yang berdiri pada tahun 1969. Pada tahun 1983, Pfizer Indonesia telah terdaftar sebagai emiten Bursa Efek Jakarta (BEJ) di tahun 1994 pada Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tahun 2002, Pfizer Inc telah menambah jumlah anak perusahaannya di Indonesia.
Setelah adanya pembelian kembali oleh pemegang saham minoritas, selanjutnya terjadi penawaran di lantai bursa Surabaya lewat penawaran tender. Ini merupakan salah satu strategi Pfizer untuk mengawasi anak-anak perusahaannya, di mana pun berada. Baru-baru ini saham Pfizer kembali meroket karena produk vaksin yang dibuatnya. Saham Pfizer bisa menjadi rekomendasi saham di tahun 2022 karena saat ini melesat ke nilai 7,69 % pada level Rp545.000/saham dengan angka kenaikan pertahunnya adalah 0,05%. Tercatat, setahun terakhir saham pfizer naik 5,80% dengan kapitalisasi pasar sebesar 217,9 miliar atau 3.050 triliun.
3. Saham Kimia Farma
Perusahaan farmasi PT Kimia Farma Tbk memiliki saham dengan kode KAEF. Harga saham KAEF ketika pandemi memang cukup naik dan saat ini tren naiknya saham pada bulan Desember 2021. Pada akhir tahun 2021, saham KAEF ini naik sebesar 140 poin atau 5,81%. Yang mana sebelumnya, harga saham KAEF ini sempat stuck di zona merah.
Di tengah tren kenaikan harga saham, para investor turut menilai kinerja Kimia Farma yang sejauh ini cukup bagus. Kimia Farma terhitung berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp301,9 miliar untuk setiap kuartalnya. Jumlah ini sangat melesat jauh sekitar 711% dari laba bersih di tahun lalu. Naiknya laba KAEF ini sesuai dengan kenaikan pendapatannya.
Dengan adanya varian virus Covid-19 Omicron, perkiraanya akan mendongkrak pendapatan dari KAEF. Varian Omicron membuat masyarakat lebih waspada dan meningkatkan kebutuhan akan vitamin dan obat-obatan. Pada tahun 2022, PT Kimia Farma Tbk, telah menargetkan kinerja yang bisa bertumbuh 20 persen. Para analis saham juga menilai, saham emiten berpelat merah ini masih layak untuk menjadi investasi. Kabar baik untuk prospek saham KAEF dengan adanya rencana Kementerian BUMN. Yang mana KAEF akan melakukan right issue untuk memperkuat sistem permodalan dan bisnisnya.
Potensi Saham Vaksin Di Tahun 2022
Adanya virus Covid-19 jenis Omicron membuat potensi vaksin di tahun 2022 semakin naik kembali. Setelah pemberlakuan vaksin dosis kedua kemudian akan berlaku pula vaksin booster. Di mana jika hanya dua dosis, kemungkinan besar tidak cukup untuk melindungi dari infeksi virus Omicron yang memiliki angka penularan tinggi.
Oleh karena itu, potensi adanya vaksin di tahun 2022 cukup tinggi. Sebab, pemerintah terus menggalakan adanya vaksin Booster sebagai dosis ketiga. Salah satu saham vaksin yang paling direkomendasikan saat ini adalah Pfizer-BioNTech. Karena vaksin Pfizer memiliki tiga dosis pemberian agar memiliki kefektivitasan yang tinggi. Studi laboratorium sendiri juga mengatakan bahwa dosis ketiga vaksin Pfizer mungkin bisa menetralkan varian Omicron sendiri.
Adanya kenaikan kasus Omicron ini juga menjadi kabar baik untuk emiten di sektor kesehatan sendiri seperti PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai perusahaan penyedia jarum suntuk yang menjadi salah emiten untuk akhir-akhir ini. Adanya vaksin Booster juga turut berdampak positif pada sejumlah perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Indofarma Tbk (INAF). Ketiga emiten tersebut turut terdampak positif dengan adanya sentimen ini.
Terlebih saham KLBF yang terprediksi akan memiliki pendapatan hingga mencapai 26,7 triliun Rupiah dengan laba bersih sekitar 3,17 Rupiah pada akhir tahun ini. Terlebih jika terjadi peluncuran produk farmasi khusus seperti biosimilar dan onkologi. Tahun ini, KLBF juga akan berhadapan dengan kemungkinan kenaikan pada bahan baku. KLBF menjadi salah satu saham yang memiliki kinerja baik di tahun ini.
Apa sih saham allo bank itu? coba kita simak yuk! - digitalbank.id Beberapa waktu yang lalu, perbankan digital semakin Read more
Begini cara main trading saham halal menurut MUI. Simak jangan sampai salah! Trading saham halal secara lengkap bisa Anda Read more
Apa itu opsi biner dan bagaimana resikonya? simak artikel di bawah ini! Opsi biner atau binary option saat ini Read more
Raisa dan artis terkenal lainnya sukses main saham hingga mendapat untung besar, apa tipsnya? simak artikel di bawah ini! - Read more
Share this post!